Apa yang kita dapatkan dari Tuhan sesuai dengan apa yang kita beri kepadaNya. Umumnya, seseorang akan memberikan persembahan keapda Tuhan ketika ia dalam kondisi berkelimpahan atau sedang diberkati. Padahal firmanNya mengajar kita untuk memberi tanpa melihat situasi dan kondisi, baik sedang diberkati atau ketika kita belum diberkati hendaknya kita memberikan apa yang kita miliki kepada Tuhan dengan penuh kerelaan, tidak hanya berupa materi saja, tapi dapat juga melalui tenaga, pikiran dan waktu kita. Yang pasti, Tuhan sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib!
Berhati-hatilah dalam mengukur berkat, kuasa dan kasih Tuhan. Contoh: suatu kali Daud menyuruh Yoab untuk mencoba mengukur dan menghitung-hitung berkat Tuhan, padahal Yoab tahu benar bahwa kuasa dan kekayaan Tuhan itu tak terhitung, tak terbatas besarnya. Daud juga tetap saja menghitung kekuatan tentaranya, padahal tentara yang ia miliki itu berasal dari Tuhan, bukan dari dirinya sendiri. Tak terhitung berapa kali Daud berperang melawan musuh selalu berakhir dengna kemenangan yang gemilang. Itu semua karena pertolongan dan campur tangan Tuhan, sehingga apa yang dilakukan Daud itu membuat Tuhan menjadi marah (1 Tawarikh 21:7); akhirnya Daud menyesal dan minta ampun kepada Tuhan. Berapa kali kita ditolong Tuhan di sepanjang hidup kita?
Jangan pernah meragukan kuasa Tuhan, apalagi sampai kita mengukur kuasa dan kesanggupan Tuhan itu dengan pikiran kita yang terbatas ini.